Minggu, 13 November 2011

KEMULIAAN SEBAGAI KHALIFAH

Berfirman Allah SWT di dalam surat Fathir ayat 39 yang artinya : 

Dia yang mengangkatmu jadi khalifah ( penguasa ) di bumi ini. Maka siapa yang mengingkari karunia AllAh ini, akibatnya akan menimpa dirinya sendiri. 

Firman tersebut jelas menyatakan bahwa AllAh SWT menciptakan manusia adalah untuk menjadi khalifah ( penguasa ),yang berkewajiban memelihara, mengatur dan mendayagunakan agar menjadi tempat hidup yang menyenangkan. Kemapuan memelihara, mengatur dan mendayagunakannya seperti itu, menunjukkan rasa bersukur atas karunia AllAh SWT, yang akibatnya pasti memberikan rasa puas, senang dan bahagia. Sebaliknya jika sebagai penguasa di muka bumi ternyata tidak mampu memelihara, mengatur dan mendayagunakannya, maka akibat buruknya akan dirasakan sendiri oleh manusia. Ketidakmampuan itu menunjukkan bahwa manusia mengingkari karunia AllAh SWT. 



Dari uraian-uraian siingkat di atas berarti kemampuan mensyukuri karunia ALLAH SWT akan memberikan kemuliaan dan sebaliknya akan menghancurkan kehidupan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. 

Maksud ALLAH SWT menciptakan manusia sebagai khalifah tersebut di atas, secara jelas di firmankan –nya di dalam surat AL-Baqarah ayat 30 yang artinya : 

Ingatlah, ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat: “ sesungguhnya aku akan menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi .” para malaikat bertanya: “ mengapa engkau hendak menempatkan di permuaan bumi manusia yang akan membuat bencana dan menumpahan darah, sedang kami senantiasa bertasbih memuji dan mensucikanmu ? “ AllAH berfirman : “ sesungguhnya aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu ketahai.” 

Firman Allah SWT tersebut menegaskan bahwa pengngkatan manusia menjadi khalifah ( penguasa ) adalah kehendak AllAH SWT, yang tidak dapat dibantah sekalipun oleh malaikat. Allah SWT dengan pengetahuan-yan yang maha sempurna mengetahui dengan tepat segala sesuatu yang akan terjadi setelah penciptaan tersebut , meskipun para malaikat menduga bahwa manusia hanya akan membuat bencana dan menumpahkan darah dalam kedudukannya sebagai khalifah, yang lebih mulia dari mahluk-mahluk lainnya di muka bumi. 

Dari kedua firman tersebut di atas berarti kedudukan sebagai khalifah merupakan bagian dari kodrat penciptaan anusia, yang di maksudkan Allah SWT untuk menguji siapa di antara manusia itu yang mampu bersuur dan siapa pula yang ingkar. Ujian itu tidak di bebankan Allah SWT pada mahluk ciptaan lainnya, sebagaimana malaikat yang terus-menerus memuji dan mensucikan Allah SWT . dengan kata lain Allah SWT member hak asasi bagi manusia untuk menjadi khalifah ( penguasa ) , yang bila mana ditunaikannya secara baik akan memberikan keberuntungan, dan akan merugi jika diingkarinya. Shubungan dengan itu berfirman Allah SWT di dalam surat AL,an’am ayat 165 yang artinya : 

Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa bumi , dia meninggikan sebagian kamu dari sebagian yang lain beberapa tingkat. Karena dia hendak menguji tentang apa yang diberikan nya kepadamu. Sesungguhnya tuhanmu cepat member siksaan. Namun dia juga maha pengampun dan maha penyayang. 

Khalifah yang bertanggung jawab akan mampu mewujudkan ketentraman, kedamaian, ketertiban dan kesejahtraan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedang pemimpin yang tidak bertanggung jawab sebagai khalifah, sebaliknya hanya menciptakan ke onaran, kerusuhan, kegelisahan dan ketakutan dalam menjalani dan menjalankan hidup dan kehidupan di muka bumi. 

Kemuliaan hidup sebagai khalifah akan terwujud secara maksimal bilamana di tunjang oleh dua factor. Factor pertama adalah kualitas manusia, baik dalam bidang kepemimpinan maupun yag berkenaan dengan keterampilan dan keahlian dalam berbagai bidang kehidupan yang ditekuninya. Factor pertama ini sangat di tentukan oleh pendayagunaan hak asasi emperoleh pendidikan dan hak asasi kebebasan berpikir dan mengemukakan pendapat, termasuk juga di bidang politik dan berserikat ( berorganisasi ). Sedang factor yang kedua adalah factor kepribadian mandiri yang dikendalikan iman. Dengan kepribadian mandiri banyak manusia yangberpendidikan cukup dan sekedarnya, yang kemudian dituntun iman . dengan kepribadian mandiri banyak manusia yang berpendidikan cukup dan bahkan sekedarnya, yang kemudian di tuntun iman berhasil melakukan jalan pendakian menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat dalam menunaikan tugas kekhalifahannya. sebaliknya tidak sedikit yang berpendidikan tinggi, yang karena tidak berkepribadian mandiri berakibat gagal menunaikan tugas khekalifahannya. Sedang golongan yang terakhir berpendidikan tinggi, kepribadian mandiri , namun tidak beriman yang seolah-olah sukses mampu menunaikan tugas kekhalifahan, sehingga segala sesuatu yang dikerjakannya untuk memakmurkan bumi menjadi sia-sia di sisi dan di hadapan Allah SWT di dalam surat Al-balad ayat 17 -19 yang artinya : 

Lalu orang yang menempuh jalan pendakian itu hendaklah ia beriman, dan saling berpesan untuk bersabar, dan saling berpesan untuk berkasih sayang. 

Mereka itu adalah golongan kanan 

Adapun orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat kami, mereka adalah golongan kiri. 



Bertolak dari firman Allah SWT dengan tolak ukur berupa keimanan pada Allah SWT, selain golongn kanan dan golongan kiri,maka terdapat golongan lain. Golongan itu adalah orang-orang terdahulu ( perbakala ), sebelum Rasululloh SAW yang beriman bersama rasul yang di turunkan untuk kaumnya dan yang sama sekali tidak mendapat petunjuk dari Allah SWT. 

Kemudian sebagai khalifah akan tidak ternilai harganya apabila seorang beriman sampai pada ke ikhlasan dan kerelaan untuk mengorbankan jiwa raganya demi kepentingan agama Allah SWT dan kesatuan umat yang memeluknya. Sehubungan dengan itu Rasulullah SAW pernah besabda : 

Barang siapa yang datang padamu sedangkan urusanmu terkumpul pada seseorang ( pemimpin ) yang orng itu menghendaki untuk memecah belah tongkat persatuan, atau memecahkan golonganmu ( golongan/ kaum muslimin ) maka bunuhlah orang itu. 



Manusia yang telah menibulkan kerusakan di muka bumi, yang akibatnya dirasakannya sendiri pula, telah menunjukkan ketidakmampuannya mewujudkan kemulian hidup sebagai khalifah. Beberapa akibat tersebut tidak saja bersipat masalah dirasakan oleh suatu kaum atau masyarakat, tetapi juga bersifat indifidual, namun menyebar keseluruh plosok bumi. Penyakit jantung, aru-paru, darah tinggi, penyakit klamin, bahkan penyakit aids dan lain-lain telah menghantui kehidupan masyarakat yang katagorikan maju dan modern, karena ada di antaranya yang belum di temukan obat dan cara penyembuhannya. Ersamaan dengan itu gangguan mentalpun semakin meningkat sebagai wujud ketidaktenangan rohaniah dalam menghadapi kehidupan. Kelompok orng-orang tertentu menjadi langganan gangguan mental yang disebut stress, konflik dan prustasi. Besamaan dengan itu terjadi kepincangan dan jurng pemisah yang semakin dalam antara orang-orang atau kaum yang hidup mewah, dengan orang-orang atua kaum yang dilanda kemiskinan, bahkan kelaparan yang sangt menyedihkan. 

Gejala-gejala seperti itu bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi yang beriman , di yakini sebagai bukti kemaha uasaan Allah SWT, yang bermaksud untuk memperlihatkan sebagai dari pembalasan dosa manusia. Sedangkan sebagian lagi yang jauh lebih buruk dan menyakkitkan , akan di jadikan balasan terhadap dosa-dosa manusia tersebut di akhirat kelak. Sehubungan dengan itu berfirman Allah SWt di dalam surat Muhammad ayat 22 yang mempringatkan manusia dalam menjalankan hak asasinya sebagai khalifah. 

Apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan tali kasih sayang ? 

Pertanyaan di dalam Firman Allah SWT menunjukkan bahwa manusia Sebagai khalifah diberi kebebasan untuk menjadi mulia /beruntung atau merugi dalam menjalankan kehidupannya. Di antara manusia itu ada yang berperilaku untuk menipu Allah SWT, tanpa menyadari bahwa yang sebenarnya tertipu adalah dirinya sendiri. Manusia itu berpura-pura menunaikan tugas ke khalifahannya untuk memakmurkan bumi, namun sebenarnya hati dan pikirannya berisi keangkaramurkaan yang disembunyikannya dari manusia yang lain. Demikian lah yang dipirmankan Allah SWT di dalam surat Al-Baqarah Ayat 204 dan 205 yang mengatakan bahwa yang kira-kira artinya : 

Diantara manusia itu ada golongan yang ucapannya menarik perhatianmu mengenai kehidupan di dunia ini dan dipersaksikannya dengan nama Allah atas kebenaran isi hatinya, padahal dia adalah musuh utama. 

Dan apabila dia telah pergi meninggalkan pendengarannya , membuat kerusakan di muka bumi, di rusakkannya sawah lading dan ternak. Dan Allah tidak menyukai kebinasaannya. 



Orang-orang seperti itu apabila enduduki posisi sebagai pemimpin suatu kaum dan organisasi, akan melakukan berbagai cara untuk membodohi orang-orang yang di pimpinnya. Cara itu antara lain dengan bermulut manis atau membuat janji-janji namun ternyata slalu tidak satupun di penuhinya . dalam kepemimpinan yang di rebutnya dengan cara seperti di sebutkan di atas, tidak akan pernah di tepati dan sebaliknya dengan kekuasaannya justru menjadi perusak atau arsitek kebinasaan. Di depan umat islam pemimpin seperti itu bersandiwara se olh-olah memiliki toleransi yang tinggi sebaliknya setelah berkumpul sesame pengikut setan dirancangkan nya dan di aturnya taktik dan strategi untuk menghancurkan umat islam. Pemimpin seperti itu dalam usaha nya merong-rong umat islam tidak akan tampil di depan, namun menjadi sutradara di blakang golongannya. Di dunia ini tidak sedikit pemimpin seperti itu, sebagai mana di firmankan Allah SWT di dalam surat An-Naml ayat 48. 

Ajaran islam melarang mengikuti pemimpin yang tidak mampu mewujutkan kemulian diri nya sebagai khalifa ,karena merupakan musuh Allah SWT.umat islam di perintah kan untuk melakukan atau mengikuti pemimpin yang melakukan perbaikan dan pembangunan,atau yang tidak membuat kerusakan terhadap sesame manusia dan alam sekitar nya,sebagai orang-orang yang beriman.sehubungan dengan itu berfirman Allah SWT di dalam surat Asy-Syu’ara ayat 150 sampai dengan 152 sebagai berikut yang artinya: 

Karna itu bertaqwalah kepada Allah dan ikuti lah aku(Muhammad).dan jangan lah kamu turut perintah orang-orang yang melewati batas. 

Orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan dan pembangunan. 



Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa manusia memiliki hak asasi untuk mewujutkan kemulian dari sebagai khalifa,melalui berbagai bidang kehidupan,seperti politik , kemasyarakatan, agama, pendidikan, pemerintahan, perdagangan dan lain-lain.di samping itu harus diwujutkan nya juga dalam memimpain diri nya sendiri dan keluarga nya. Untuk itu yang terbaik di lakukan nya adalah dengan menteladani Rasululah SAW. Usaha itu tidak lah mudah, karena hambatan, tantangan, rintangan, bahkan godaan selalu menghadang dari depan, mendorong dari belakang dan menuntun dari samping. Diantara nya ada yang brwujut manusia yang terdiri dari orang-orang kafir yang di sesat kan setan, sebagai golongan yang tidak menyukai pemimpin- pemimpin yang beriman membawa umat islam pada kejayaan. Umat islam yang beriman tidak hanya akan melihat kehidupan sebagai kancah perjuangan pribadi dalam mencari dan mengejar keselamatan, kebahagian dan kesejahtraan hidup di dunia dan akhirat. Orang-orang yang beriman sebagi khalifah juga memandang kehidupan ini sebagai kancah perjuangan untuk mewujutkan kejayaan umat islam. Perjuangan itu harus di lakukan secara gigih dan berani dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan membela setiap umat nya yang membela agama nya. Berfirman Allah SWT di dalam surat Al-Balad ayat 4 yang manyatakan bahwa: 

Sesunguh nya manusia itu kami tempat kan dalam kancah perjuangan hidup. 

Dengan demikian berarti umat islam abad modern sekarang ini tidak hanya boleh menunggu, sebalik nya harus berjuang sebagai memimpain dunia.umat islam tidak hanya boleh senang menjadi penonton,tetpi harus aktif sebagai pemain dalam usaha memakmurkan bumi dan mecegah upaya-upaya membuat kerusakan dan keonaran yang tidak bertanggung jawab.umat islam tidak boleh puas hanya menjadi pihak di atur,tetapi harus bisa menjadi pengatur,dengan selalu berpedoman pada petunjuk dan tuntunan Allah SWT. Agama islam akan hanya jaya, jika setiap umat nya menyadari bahwa kejayaan itu harur di perjuangkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar