Minggu, 13 November 2011

AGAMA DAN KESEHATAN JIWA

A. Problem Psikologis Manusia Modern 

Modernitas merupakan kebudayaan baru yang dibentuk oeh manusia. Namun selain manfaat yang dihasilkan ternyata kebudayaan beru ini junga menghasilkan masalah-masalah psikologis sebangai mana yang diuraikan berikut: 

Pertama, manusia moderen merupakan manusia dalam wujud jasmani namun mesin dalam wujud rohaniahnya. Ini diakaibatkan oleh kecepatan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi serta adnya arus informasi menyebabkan manusia harus berpacu dengan teknologi yang ia ciptakan sendiri sehingga manusia harus menyamakan kecepatan dan ketetapannya bekerja dengan teknologi yang diciptakan. 

Kedua, manusia modrendilanda kehilanga makna dan tujuan hidup sebagai akibat dari perubahan sosial yang cepat, formalitas hubungan antar manusia, perubahan lembaga tradisional menjadi lembaga rasional, heterogenitas masyrakat, perubahan stabilitas sosial menjadi mobilitas sosial, serta instabilitas nilai-nilai yang selama ini mereka anut. 

Ketiga, ketidakpuasan dan ketidakbahagian dalam kehidupan. Hal ini diakibatkan oleh komunitas yang menonjolkan materialisme manuusia modern disibukkan dengan pemenuh tuntutan-tuntutan dan kriteria sosial masyrakat. 

Keempat, manusia modern selalu dilanda kecemasan yang diakibatkan oleh derasan tuntutan sosial yang tinggi, ketiadaan prinsip hidup,dan tuntutan untuk selalu beradaptasi dengan perubahan. Mereka selalu dihantui oleh kecemasan akan kegagalan pencapaian target-target sosial dan tuntutan sosial. 

Kelima, manusia modern selalu merasa kesepian, bahkan di tengah-tengah keluarganya sendiri. Hal ini diakibatkkan oleh hubungan antara manusia yang hanya bersifat formalitas, jauh dari kehangatann dan kering dengan cinta kasih yang tulus, ditambah lagi dengan perwujudan cinta kasih dalam bentuk materi. 

Keenam, kejenuhan juga dialami oleh masyrakat modern, jenuh terhadap kepura-puraan, kepalsuan, target-target, tuntutan-tuntutan, kesepian dan kejenuhan terhadap pencarian jati diri dan makna hidup.Sebagai manusia modern melandaskan hidupnya pada sesuatu yang tidak pernah punya kepastian, akibatnya ia masuk dan tidak mampu keluar dari perangkap modernitas. 



A. Kriteria Jiwa Yang Sehat 

Berikut adalah pendapat beberapa ahli Psikologi tentang kriteria-kriteria manusia yang memiliki jiwa yang sehat. 

Tokoh psikonalisa Sigmund Freud menggaris bawahi bahwa orang-orang yang berjiwa sehat harus memiliki harus memiliki: 

1). Kekuatan engo menghadapi dorongan dari ide atau kadang-kadang junga keiginan yang berlebihan super engo 

2). Kemampuan untuk bekerja secara froduktif 

3). Kemampuan untuk mencintai dan dicintai 

Dalam merujuk kipribadian yang sehat, setidak-tidaknya junga menggunakan tiga kriteria untuk mengukurnya. 

Pertama,seseorang telah mengalami individuasi. Maksudnya, untuk menjadi pribadi yang sehat seseorang harus mengembangkan semua sturuktur jiwanya secara seimbang. 

Kedua, ia mengalami proses perkembagan jiwa yang terus menerus. Bahkan ketika seorang telah menginjak usia tua menurut Jung-ia tidak boleh beriorentasi mundur kemasa lalu, melainkan ia tetap berorientasi kemasa depan. 

Ketiga, Ia memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan dua hal yang berbeda dan bahkan dua hal yang nampaknya bertentagan. Termasuk dalam hal ini mengintekrasikan empat komponen dasar untuk menjalani kehidupan yaitu: perasaan, intuisi, pikiran dan pengertian. 

Erich Fromm berpendapat bahwa orang yang berjiwa sehat adalah mereka yang telah mencapai kondisi ideal, yakni mereka yang menggunakan semua kapatisasi dan merealisasikan semua potensi yang dimilikinya untuk tujuan pengembangan diri dan bukan bertujuan untuk pencapaian materi. 

Carl Rogers menggunakan istilah self-actualizing person bangi orang yang memiliki kipribadian sehat yang memiliki lima krakteristik berikut: 

1. Memiliki perasaan merdeka, yakni merdeka dalam beraktipitas dan berkreatifitas serta terlepas dari keraguan dan kehkawatiran akan respon orang lain terhadap dirinya. 

2. Kesedian untuk mengalami berbagai hal dalam hidup walaupun terkadang berupa pengalaman yang tidak menyenangkan. 

3. Memiliki kecendrungan dan kemampuan untuk menikmati kehidupan sepenuhnya pada setiap saat. 

4. Percaya kepada intuisinya, ini bukan berarti bahwa seseorang harus mengesampingkan pikiran dan pendapat orang lain. 

5. Memiliki kreatifitas yang tinggi, dan hidup secara konstruktif dan memilikinadaptasi yang tinggi terhadap sengala perubahan di dalam lingkungannya. 

B. Agama dan Pisikotrapi 

hubungan agama degan psikotrapi, pertanyaan mendasar yang perlu diajuka adalah: apakah ada perbedaan waktu kesembuhan antara orang yang agamis dan yang tidak agamis? Apakah sikap keagamaan seseorang yang baik memberikan keuntungan dalam terapi daripada orang yang memiliki sikap keagamaan yang tidak baik? Secara umum memang belum ada kajian yang mendalm dalam hal ini yang dilakukan sementara ini adalah hany spekulasi dalam penggunaan dukungan empris dalam bagian tertentu. Bagi orang yang beragama, saat menderita sakit sering mendekatkan diri kepada tuhan, terlebih lagi bila ia mengalami kegoncangan jiwa. Salah satu cara untuk menkonsep tualisasikan bagaimana agama diorganisasiakan dan dipungsikan termasuk pungsi trapi adalah dengan memandang agama sekema kognisi. Hal ini memberikan keuntungan kepada psikolongi agama itu sendiri dan juga bagi penelitian penyembuhan kejjiwaan.Sejalan dengan perkembagan kajian piskologi dan antropoligi, para ahli psikologi barat memberikan perespektip baru dalam penyembuhan penyakit jiwa yang disebabkan karena problem emosi. Secara perlahan dan pasti ahli psikologi barat tersebut mengakui bahwa tradisi timur memiliki teknik psikotrapi yang kaya dapat diandalkan kesehatan dalam penyembuhan penyakit jiwa. 

D. KESEHATAN JIWA MENURUT PSIKOLOGI ISLAM 

Dalam hkazanah sufi, terdapat kesatuan antara Allah dengan manusia, dan bila manusia memisahkan diri dari Allah dia akan mengalami gangguan kejiwaaan. Dalam penderitaan hidup didunia, manusia memilik kecenderungan untuk melupakan instik alamaiahnya ini bdengan mengambil jalan melupakan Allah dan menuju kebahagian- kebahagian material. Namun usaha-usaha untuk Allah bukanlah menguragi penderitaan hidupnya, melainkan semakin menambah penderitaan itu.Sigmund freut yang menyatakan bahwa penyimpangan prilaku-prilaku seperti kecemasan, kesedihan depresi, narsistik dan mementingkan diri sendiri, sebagian besar diakibatkan oleh kekuragan kasih saying pada masa anak-anak dengan lain penyimpagan psikologis diakibatkan oleh keterpisahan hubungan antar orang tua dengan anak. Para supi meyakini bahwa api cinta yang membara terhadap tuhan dalam diri setiap orang dalam keadaan tertidur, api ini dapat dinyalakn melalui kebagkitan psiklogis. Saat cinta itu mulai tumbuh dan berkembang, maka secara berlaha-lahan insting kehewanan akan melebur dalam cinta ilahiyah dan menjadi energi integrative bagi hubugan yang erat antara manusia dengan Allah. 

1. Terapi Psikologis menurut Konsep Tasaufauf 

Dalam tasauf umumnya penyembuhan penyakit psikologis dilakukan dengan; 

1) Meditas, yang dilkukan setiap hari sekali dan biasanya sebelum fajar,namun akan lebih berhasil guna bila meditasi tersebut dilakukan dua atau tiga kali dalam sehari setelah selesai salat. 

2) Kehadiran rutin dalam pertemuan para sufi. 

3) Dialok rutin dengan guru sufi. Waktu yang digunakan untuk dialok sangat bervariasi,tergantung kondisi kesehatan jiwa pasien. 

4) Meditasi kelompok, yang biasanya dilakukan minimal dua kali seminggu dengan durasi waktu 30 sampai 90 menit setiap meditasi. 

Berbeda dengan meditasi lainnya, dalam tasauf meditasi dilakukan dengan membiarkan pikiran dan fantasi mengalir dari pada menahannya atau membuangnya atau dikendalikan olehnya.Meditator di dorong untuk mengalami keyakinan dan diharmonisasikan dengan waktu sekarang dari pada melihat waktu lampau atau masa mendatang. 

Meditasi dilakukan dengan berzikir seiring dengan alur nafas masuk dan keluar tanpa menekan pikiran, perasaan, fantasi, ide dan sensasi.Meditator dibiarkan perasaan dan kemudian dengan seksama mengarahkannya pada objek meditasi, yakni Allah. Pada tahap fana suatu tahap yang membebaskan mmeditator dari zikir itu sendiri,persepsi, perasaan,dan pikiran.Dari berbagai penelitian terhadap meditasi yang dipantau dengan menggunakan electroencephalogram (EEG),ditemukan bahwa saat bermeditasi terjadi kenaikan aktipitas (hyperarousal) gelombag beta sekitar 12-30 cyces per detik. 



2. Trapi akhlak menurut konsep Al-Ghazaly 

Dalam trapi penyakit kepribadian dan sosial (akhlak), Al- Gozaly sangat mengedepankan trapi akhlak. 

1. Kemurahan Allah dan kesempurnaan pitrah. Dalam bentuk ini manusia secara bawaan telah diberi kesempurnaan akal dan akhlak yang baik serta kemampuan menahlukkan sahwat dan emosi tanpa melalui proses pendidkan. 

2. Melalui olah jiwa dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan mendidik diri untuk berprilaku sesuai dengan tuntutan akhlak yang baik secara konsisten dan bersungguh-sungguh dan menanamamkan keyakinan bahwa kesombongan seperti ini merupakan ujian besar dan melatih hatinya untuk selalu bersikap rendah hati kepada semua orang 

3. Keturunan, kecantikan dan kekayaan. Orang-orang yang merasa memiliki kelebihan dalam tinga hal ini sering akan memandang rendah orang lain dan timbulah sipat sombong dan enggan bergaul dengan orang yang tidak dalam kelas sosial yang sama 

4. Kekutan dan kekuasaan. Orang yang kuat dan berkuasa terkadang bersipat sombong kepada orang yang lemah. 

3. TRAPI JIWA MENURUT Ar-RAZY 

Dalam penyakit jiwa ar-razi menitik beratkan pada metode behapioral-inpormatip, yakni mentrpik klien dengan menyediakan inpormasi yang dapat membantu mereka memahami membebaskan diri dari belenggu yang mendasari penyakitnya dan membentuk prilaku yang dapat diterima secara rasional dan sosial. 

1. Mengendalikan akal terhadap penjajahan hawa napsu 

2. Mencegah hawa napsu dari hal-hal yang tidak dibenarkan agama islam. Hal ini harus dilakukan bertahap dengan latihan yang berkesinambungan. 

Selanjutnya Ar-Razy membahas tentang trapi terhadap barbagai penyakit jiwa antara lain: 

KASMARAN. Cinta asmara tidak dapat dipisahkan dari penderitaan dan kenikmatan. Kenikmatan dan kebahagian tedak akan muncul tanpa didahului tanpa kesesalan terhadap kesulitan dalam meraihnya. Disini lah letak atau kekeliuran atau kebutaan orang-orang yang kasmaran, yakni hanya membayangkan dan mengejar kenikmatan tanpa mengiraukan penderitaannya. Pada hal dalam cinta asmara yang terjadi adalah sebaliknya, yakni selalu diterpa penderitaan dan bencana yang menyertainya secara berkalanjutan sedangkan kenikmatan atau kebahagiannya hanya akan muncul sesaat. Penderitaan itu berupa rasa rindu yang selalu menerpa, kehawatir, cemburu ketidak teraturan dalam makan dan tidur sehingga mengakibatkan kesehatan teraganggu, kebencian, kemarahan, dan bahkan dalam bebrapa kasus banyak orang yang karenanya. 

Dengki (Hasad) yakni penyakit jiwa bentuk ketidak senagan atas kebaikan dan kebahagian yang dialami orang lain. Dengki merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat mebimbulkan penyakit psikosomotis. Siptom psikis yang hbiasanya menyertai dengki adalah: kesibukan pikiran negatip terhadap objek. 

Bangga pada diri sendiri (ujub). Kebanggaan akan diri sendiri muncul jika seseorang merasa bahwa apa yang dimilikinya sebagai suatu kelebihan dan kebesaran daripada yang dimiliki orang lain. Tetapi untuk ini mengenal aib (kekurangan/kelemahan) diri sendiri baik melalui intripeksi maupun orang lain. 

Kesediahan, Kesediahan ini terjadi karena kehilangan orang yang dicintai dan hal ini akan mempengaruhi kondisi dan jiwa raga. Oleh sebab itu ar-razy menyarankan seseorang harus menghindarkan atau menolak akan datangnya kesedihan dengan mengantisipasinya dan mengobatinya 

E. KECERDASAN SIPRITUAL 

Berpuluh tahun intlektual kuesen tiente(iq) digunakan dalaahui iq bukanlam kemampuan seorang bahkan dikenal pektor seseorang. Sampai kemudian dipertangahan tahun 1990 saat danil goleman memperkenalkan emosional kuesen barulah diketahui iq bukanlah pakror keberhasilan seseorang pengetahuan manusia tentang kecerdasan kemudian dilengkapi dengan adnya kecerdasan spiritual dalam diri manusia. 

Menurut Donah Johar iq adalah kecerdasan untuk menghadapi ndan memcahkan mekna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menetapkan prilaku hidup kita dalam konteks makna yang lebih luasdan kaya, kecerdasan menilai bahwa tindakan atau jalan hidup sesorang lebih bermakna dibandingkan orang yang lain. Temauk didalamnya kemampuan untuk bertindak secara mwnyeluruh,replek si belan, mawasbiri, perhatian,krapitas, kemampuan untuk mengemukakanpertanyaan mengapa ia berada di suatu tempt, kerinduan dan kapasitas untuk mencari makna, pisi dan nilai-nilai. 

Paol Edrwad dalam bukunya dehetbuk of spiritual intelejensi menyatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakn kejeniuasan yang bawaaan dari lahir tidak dapat diciptakan dan tidak pula dapat dimusnahkan.Kemudian paul etwat menyatakan bahwa peran spiritual dapat dirasakan saat seseorang merasakan aman dan tenteram, damai, oenuh cinta kasihh, saat itu ia akan bertingakah laku berbeda dari pada saat merasakan kebalikan daripada hal diatas. Maslahnya adlah, sessorang tidak dapat menemukan kecerdasan spritua mmelalui pemikiran, keputusan dan analisis dari proses pikiranpisik, ia hanya dapat diselami dengan kesadaran, perasaan, ketelitian dan dengan menggunakan kesadaran spiritual.Kecedasan spiritual dimiliki oleh setiep orang sebab ia merupakan kemampuan internalbawaan otak dan jiwa manusia, yang sumber terdalamnya adlah potensi ketuhanan itu sendri. 

Donah johar mengajukan bagi pembentukan diri dari enam bagian serta cara peningkatan kecerdasan spiritual begi setiap keribadian sebagaimana dijelaskan berikut ini. 

1. Kpribadian konpensional yang ditunjukkan dengan sikap hati-hati, mengikuti metodis, epesien dan pormat, depensip, tidak peleksibel, pemalu, tidak mau menonjolkan diri, patuh, tertur tekun, praktis, terlalu sopan dan tidak imajinatif 

2. Kprbadia sosial dengan sikap menyukai orang dan mudah bergaul, ramah, dermawan, penolong, baik hati, sangat persuasip, sabar dan suka bekerja sama, idealis, bertanggung jawab, bijak sana dan hangat. 

3. Kpribadian inpestigatif berikap senag menyelidiki, rasional, arketipe itelktual, analitis, konpleks, ingn tahu, teliti dan kritis serta senang menyendiri. 

4. Kpribadian arisi memiliki sipat: tidak rapi, emosional impulsip, tidak praktis, mandiri, intropektip, peka dan terbuka perubahan pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar